Rabu, 19 Januari 2011

kisah alam pada kita

Suatu ketika seorang pencari batu berjalan
di gunung yang sangat gersang dan melihat
selonggok batu dengan warna coklat kusam yang
telah diselimuti oleh lumut dan nampak
luarnya relatif lapuk.
Kemudian dengan sekuat tenaga pencari
batu itu mengayunkan
godamnya mengenai batu hingga mendapatkan
bongkah batu sebesar kepala,
dan mula terlihat warna asli dari batu tersebut
adalah putih.Dibawanya batu itu ke rumahnya,
dipotongnya dengan menggunakan alat pemotong batu,
hingga percikan api hasil gesekan
dengan batu itu sesekali terlihat.
Dihaluskan permukaannya yang kasar
dari batu tersebut dan digosok.
Siang dan malam, ia berusaha membuat
sebentuk batu penghias cincin,
dari warna batu yang putih dan kasar,
berangsur-angsur menjadi putih, mengkilap dan licin.
Pencari batu tersebut tahu betul kesempurnaan
bentuk sebuah batu penghias cincin,
akhirnya terciptalah
sebuah batu yang bernilai.
Pengajaran Cerita Ini
Sebenarnya alam memberikan berbagai
pelajaran buat kita.
Kita adalah sebongkah batu, kondisi lapuk,
berlumut dan rapuh adalah keadaan kita yang
tidak mampu melawan cubaan.
Pukulan penukul, gesekan alat pengilat,
percikan api adalah gambaran dari cabaran yang
datang untuk menempa kita.
Kadang kita menolak cabaran
yang datang, tetapi sebenarnya
cubaan tersebut
adalah dari tuhan untuk membentuk
kepribadian kita sehingga kita
boleh dilihat bersinar.
Sekarang mari kita fikirkan, dimanakah posisi kita?
Apakah kita seketul batu yang tidak berharga?
Ataukah kita seketul batu yang sedang
mengalami proses menjadi sebuah batu penghias
cincin yang memiliki nilai yang mahal?
Eco Kid Adventure on Facebook